{"id":2379,"date":"2019-09-18T07:00:21","date_gmt":"2019-09-18T14:00:21","guid":{"rendered":"https:\/\/www.microsoft.com\/id-id\/2019\/09\/18\/why-banks-adopt-modern-cybersecurity-zero-trust-model\/"},"modified":"2022-06-28T11:09:32","modified_gmt":"2022-06-28T18:09:32","slug":"why-banks-adopt-modern-cybersecurity-zero-trust-model","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/www.microsoft.com\/id-id\/microsoft-365\/blog\/2019\/09\/18\/why-banks-adopt-modern-cybersecurity-zero-trust-model\/","title":{"rendered":"Mengapa bank menerapkan model Zero Trust, pendekatan modern terhadap keamanan cyber"},"content":{"rendered":"

Banyak bank saat ini masih mengandalkan pendekatan \u201cbenteng dan parit\u201d, yang juga dikenal sebagai \u201cperimeter keamanan\u201d untuk melindungi data dari serangan berbahaya. Seperti kastel abad pertengahan yang membangun dinding batu, parit, dan gerbang sebagai perlindungan, bank yang menggunakan perimeter keamanan akan berupaya memperkuat perimeter jaringan dengan firewall, server proksi, metode keamanan honeypot, dan alat pencegahan gangguan lainnya. Perimeter keamanan melindungi titik masuk dan keluar jaringan dengan memverifikasi paket data serta identitas pengguna yang masuk ke dan keluar dari jaringan organisasi, lalu menganggap bahwa aktivitas di dalam perimeter relatif aman.<\/p>\n

Lembaga keuangan profesional kini tak lagi menerapkan pendekatan ini, tetapi menggunakan pendekatan modern terhadap keamanan cyber: model Zero Trust. Prinsip dasar dari model Zero Trust adalah tidak memercayai siapa pun, baik pihak internal maupun eksternal, secara default dan mewajibkan verifikasi ketat dari setiap orang atau perangkat sebelum akses diberikan.<\/p>\n

Perimeter kastel masih dianggap penting, tetapi daripada hanya berfokus untuk memperkuat dinding dan melebarkan parit, model Zero Trust memiliki pendekatan yang agak sedikit berbeda dalam mengelola akses ke identitas, data, dan perangkat di dalam kastel dalam analogi ini. Oleh karena itu, akses otomatis ke data tidak akan diberikan, baik kepada pihak internal yang menunjukkan perilaku berbahaya maupun penyerang dari luar yang berhasil menyelundup memasuki kastel.<\/p>\n

Kekurangan pendekatan kastel dan parit<\/h3>\n

Untuk menjaga aset digital perusahaan saat ini, pendekatan kastel dan parit memiliki banyak kekurangan yang cukup vital karena kemunculan berbagai macam ancaman cyber telah mengubah definisi perlindungan itu sendiri. Organisasi besar, termasuk bank, menangani banyak jaringan data dan aplikasi yang diakses oleh karyawan, pelanggan, dan mitra baik secara online maupun di tempat. Hal ini mempersulit upaya perlindungan perimeter kastel. Meskipun parit ini dapat melindungi dari para musuh secara efektif, metode ini tidak begitu efektif ketika menangani kasus pengguna yang identitasnya diretas atau ancaman internal lainnya yang mengintai di dalam dinding kastel.<\/p>\n

Semua praktik di bawah ini adalah sumber kerentanan dan umum ditemukan di bank yang mengandalkan pendekatan kastel dan parit untuk keamanan:<\/p>\n