Trace Id is missing

Ketahanan Cyber

Pelajari bagaimana profesional keamanan dapat fokus pada ketahanan cyber dan memaksimalkan keamanan cyber untuk organisasi mereka

Sembilan dari sepuluh pemimpin keamanan menyatakan bahwa mereka merasa rentan terkena serangan, dan mereka percaya bahwa keamanan adalah penyokong bisnis.

Microsoft Security melakukan survei terhadap lebih dari 500 profesional keamanan untuk memahami tren keamanan yang muncul dan kekhawatiran utama di kalangan CISO. Pelajari cara pemimpin keamanan menangani lanskap ancaman paling canggih yang pernah mereka lihat dan alasan mereka tetap menatap masa depan dengan optimis.

5 langkah menuju ketahanan cyber:

  • Memperlakukan kerentanan sebagai bagian dari risiko kerja hibrid dan menciptakan ketahanan cyber
  • Membatasi jangkauan penyerang ransomware
  • Meningkatkan keamanan cyber menjadi fungsi bisnis yang strategis
  • Mengetahui bahwa Anda mungkin sudah memiliki apa yang diperlukan untuk mengelola ancaman yang meningkat
  • Menerapkan fundamental keamanan

Beberapa tahun terakhir telah mempercepat tiga tren yang ada dan ketegangan di antara tren tersebut: (1) bagaimana menjadi kompetitif dalam lanskap bisnis yang berkembang pesat, (2) bagaimana bertahan dari ancaman cyber yang makin serius, dan (3) bagaimana mencapai kedua tujuan sekaligus mengurangi kompleksitas dan melakukan transformasi digital.

Adopsi sistem kerja hibrid membuat jaringan perusahaan menjadi lebih tersebar, rumit, dan ambigu. Jika bisnis ingin mengelola risiko di ruang virtual yang sangat terhubung ini, strategi keamanan cyber harus dikembangkan. Hal-hal mendasar seperti autentikasi multifaktor (MFA) dan patching masih menjadi landasan keamanan, tetapi pendekatan keamanan berbasis perimeter tidak lagi dapat diterapkan. Sebaliknya, organisasi dapat mengurangi dampak peningkatan ancaman keamanan dengan menciptakan postur ketahanan cyber.

Survei terbaru kami terhadap lebih dari 500 profesional keamanan menunjukkan perubahan ini sedang berlangsung karena pemimpin kini fokus pada persiapan menghadapi ancaman dan serangan dibandingkan mencegahnya. Pendekatan yang muncul ini memasukkan keamanan ke fungsi bisnis strategis, yang memungkinkan kita dapat bekerja dengan cara saat ini sekaligus memitigasi risiko dan meminimalkan dampak serangan.

  • 61% pemimpin keamanan mengatakan bahwa cloud adalah fitur digital yang paling rentan terhadap serangan.
  • 2 dari 3 orang mengatakan bahwa sistem kerja hibrid telah mengurangi keamanan organisasi mereka.
  • 40% dari seluruh serangan tahun lalu (dan setengah dari seluruh serangan cloud) berdampak signifikan ke bisnis.

Kerja hibrid telah mendorong segala jenis bisnis ke cloud, yang menghilangkan segala ilusi perimeter. Melebihi sebelumnya, pekerjaan kini dilakukan di ruang yang sulit dilindungi, misalnya penggunaan lintas platform, aplikasi cloud, perangkat pribadi, dan jaringan rumah. Tidak mengherankan jika dua dari tiga pemimpin keamanan mengatakan bahwa sistem kerja hibrid telah menurunkan keamanan organisasi mereka. Kerentanan cloud dan jaringan adalah masalah keamanan terbesar bagi pemimpin keamanan saat ini, bahkan melebihi ancaman program jahat yang tiada habisnya. 61 persen pemimpin keamanan mengidentifikasi infrastruktur cloud dan aplikasi cloud sebagai fitur lingkungan digital yang paling rentan terhadap serangan, diikuti oleh jaringan. Sekitar setengahnya menyebut email dan alat kolaborasi (instrumen kerja jarak jauh) sebagai fitur digital yang paling rentan.

45% profesional keamanan mengidentifikasi email dan alat kolaborasi sebagai aspek dalam organisasi mereka yang paling rentan terhadap serangan.

Tidaklah salah bagi para pemimpin ini untuk merasa khawatir. Riset kami menunjukkan bahwa pelanggaran akibat kesalahan konfigurasi cloud sama umumnya dengan serangan program jahat, dan bahkan lebih sering dikaitkan dengan kerugian bisnis yang signifikan. Sekitar satu dari tiga bisnis melaporkan masalah kesalahan konfigurasi cloud pada tahun lalu, dengan jumlah insiden yang melebihi serangan lainnya dan setara dengan serangan program jahat. Namun, serangan cloud dan program jahat mempunyai tingkat keparahan dampak yang berbeda-beda. Meskipun sekitar setengah dari korban pelanggaran cloud dan IoT melaporkan dampak bisnis yang signifikan (waktu henti operasional, pencurian data sensitif, dan kerusakan reputasi) akibat serangan keamanan, kurang dari sepertiga korban program jahat dan pengelabuan mengalami tingkat kerusakan serupa. Secara keseluruhan, sekitar 40 persen pelanggaran keamanan pada tahun lalu berdampak signifikan terhadap bisnis menurut para pengambil keputusan keamanan.

Jaringan hibrid saat ini diterapkan di berbagai platform dan lingkungan cloud sehingga langkah keamanan tradisional menjadi tidak mungkin dilakukan. Para pemimpin dan praktisi keamanan sepakat bahwa “kesulitan mengelola lingkungan multi-cloud” adalah tantangan keamanan terbesar mereka. Sekitar sepertiganya melaporkan adanya tantangan dalam melindungi organisasi di berbagai platform. Jaringan cloud yang tersebar ini pada dasarnya sulit untuk diamankan. Misalnya, terdapat ribuan kebijakan sehingga menyulitkan dalam menentukan kebijakan mana yang aktif.

Dengan adanya sistem kerja hibrid, bisnis tidak lagi mempunyai pilihan untuk mundur ke dalam benteng jaringan internal mereka. Oleh karena itu, pemimpin keamanan harus memandang kerentanan sebagai karakteristik dari lingkungan kerja hibrid dan mencari cara untuk meminimalkan dampak serangan terhadap bisnis.

Apa yang dapat dilakukan oleh pemimpin keamanan: Mempekerjakan ahli cloud. Mengamankan cloud berbeda dengan mengamankan jaringan internal, dengan aturan dan risiko yang berbeda. Beberapa responden survei kami mengandalkan praktisi mereka untuk menjadi “serbabisa”, sementara responden lain mengandalkan ahli cloud atau bahkan teknisi cloud yang bukan bagian dari tim keamanan. Mengingat bahwa kerentanan cloud utama adalah kesalahan administrator seperti kesalahan konfigurasi dan penerapan kebijakan keamanan yang tidak konsisten, riset kami menunjukkan bahwa sebaiknya bisnis memiliki spesialis keamanan cloud yang memahami sistem cloud secara mendalam (meskipun mereka tidak memiliki keahlian keamanan tradisional).
  • 1 dari 5 bisnis yang disurvei mengalami serangan ransomware tahun lalu.
  • Separuh dari serangan tersebut berdampak signifikan terhadap bisnis.
  • Korban yang membayar uang tebusan hanya berhasil memulihkan 65% datanya, dan sepertiga korban hanya berhasil memulihkan kurang dari setengah datanya.

Di tengah badai ancaman keamanan, serangan ransomware terus meningkat seiring bertambahnya jaringan perusahaan di multiverse cloud. Hampir satu dari lima pemimpin keamanan melaporkan bahwa mereka adalah korban serangan ransomware pada tahun lalu, dan sekitar sepertiganya menyebut ransomware sebagai salah satu masalah keamanan terbesar mereka. Menurut Laporan Survei Ransomware Fortinet 2021, ransomware tumbuh sebesar 1.070 persen antara Juli 2020 dan Juni 2021.

Tingkat keparahan serangan juga meningkat: ransomware menyebabkan kerugian sekitar USD$20 miliar pada tahun 2021. Jumlah tersebut diperkirakan akan melebihi USD$265 miliar pada tahun 2031 (Cybersecurity Ventures2022 Cybersecurity Almanac). Menurut Laporan Biaya Pelanggaran Data 2021 Ponemon Institute, kerugian rata-rata dari serangan ransomware adalah USD$4,62 juta (dalam bentuk eskalasi, pemberitahuan, kerugian bisnis, dan biaya respons serta tidak termasuk uang tebusan).

Kerugian finansial hanyalah satu dari banyak kerugian yang diterima. Sekitar setengah (48 persen) korban serangan ransomware dalam studi kami melaporkan bahwa serangan tersebut menyebabkan waktu henti operasional yang signifikan, paparan data sensitif, dan kerusakan reputasi.

48% korban serangan ransomware melaporkan bahwa serangan tersebut menyebabkan waktu henti operasional yang signifikan, paparan data sensitif, dan kerusakan reputasi.

Rata-rata organisasi yang membayar uang tebusan hanya berhasil mendapatkan kembali 65 persen datanya, dengan 29 persen organisasi hanya berhasil mendapatkan kembali kurang dari separuh datanya.

‘Ransomware sebagai layanan’ berada di balik meningkatnya kejahatan ini. Menurut peneliti keamanan kami, rantai pasokan kejahatan cyber yang makin matang memungkinkan penjahat cyber untuk membeli peralatan dan layanan kejahatan cyber yang teruji hanya dengan USD$66. Alat murah ini memberi akses kepada calon kriminal untuk mendapatkan alat dan otomatisasi yang lebih baik untuk menyesuaikan skala, meningkatkan kecanggihan, dan menurunkan biaya serangan mereka. Oleh karena itu, faktor ekonomi di balik keberhasilan serangan ransomware mendorong pertumbuhan pesatnya.

Apa yang dapat dilakukan oleh pemimpin keamanan: Menerapkan prinsip Zero Trust. Serangan ransomware terbagi menjadi tiga vektor masuk utama: brute force protokol desktop jarak jauh (RDP), sistem rentan yang terhubung ke internet, dan pengelabuan. Organisasi dapat membatasi cakupan kerusakan dengan memaksa penyerang bekerja lebih keras untuk mendapatkan akses ke beberapa sistem penting bisnis. Dengan menetapkan akses hak istimewa minimum dan menerapkan prinsip Zero Trust, penyerang yang menyusupi jaringan akan lebih sulit untuk bergerak dan menemukan data penting untuk dikunci (Laporan Pertahanan Digital Microsoft).

  • Lebih dari separuh pemimpin keamanan merasa rentan terhadap serangan cyber yang signifikan.
  • Kerentanan sangat berkorelasi dengan postur keamanan yang matang (83%) dan dengan memandang keamanan sebagai fungsi bisnis strategis (90%).
  • 78% dari mereka yang merasa sangat rentan terhadap serangan telah menerapkan Zero Trust yang komprehensif.

Pengetahuan adalah kekuatan dalam lanskap ancaman keamanan saat ini. Riset kami menunjukkan korelasi yang signifikan antara kesadaran akan kerentanan dan postur keamanan yang matang yang memandang keamanan sebagai fungsi bisnis strategis. Lebih dari separuh pemimpin keamanan merasa rentan terhadap serangan cyber yang signifikan. Dengan selisih yang besar (83 persen dibandingkan dengan 35 persen dari seluruh responden), mereka yang merasa paling rentan terhadap serangan juga memiliki postur keamanan yang paling matang. Selain itu, sembilan dari sepuluh pemimpin keamanan yang menyatakan bahwa mereka merasa rentan terkena serangan menganggap keamanan sebagai “penyokong bisnis.”

Hal ini menunjukkan perubahan paradigma dalam keamanan: nilai dari postur keamanan yang baik adalah membangun kesadaran akan lanskap ancaman dan fokus pada ketahanan, bukan terlalu fokus pada pencegahan serangan individu.1

83% pengambil keputusan keamanan yang merasa sangat rentan terkena serangan melaporkan bahwa organisasi mereka memiliki postur keamanan di atas rata-rata.

Perubahan menuju model ketahanan keamanan ini ditunjukkan oleh data adopsi Zero Trust yang berkorelasi dengan kerentanan dan postur keamanan yang kuat. Hampir seluruh (98 persen) responden yang merasa sangat rentan terhadap serangan telah menerapkan Zero Trust dan 78 persen sudah memiliki strategi Zero Trust yang komprehensif. Zero Trust mengasumsikan pelanggaran telah terjadi dan mengoptimalkan ketahanan dibandingkan perlindungan. Dalam wawancara, responden yang menunjukkan kematangan dalam perjalanan Zero Trust juga lebih cenderung memandang serangan sebagai ancaman yang tidak dapat dihindari dibandingkan ancaman yang dapat dicegah. Riset kami mengonfirmasi bahwa mereka yang memiliki kematangan Zero Trust tidak mengalami penurunan insiden serangan. Namun, Zero Trust telah terbukti mengurangi rata-rata kerugian akibat pelanggaran sebesar 35 persen, yaitu dari USD$5,04 juta tanpa Zero Trust menjadi USD$3,28 juta dengan penyebaran Zero Trust yang matang (Laporan Kerugian Akibat Pelanggaran Data 2021).

74% pengambil keputusan keamanan yang telah menerapkan Zero Trust yang komprehensif melaporkan bahwa postur keamanan mereka jauh di atas pesaing mereka.

Apa yang dapat dilakukan oleh pemimpin keamanan: Menilai pendekatan Zero Trust Anda. Postur keamanan yang tangguh dapat meningkatkan keamanan, dari layanan perlindungan menjadi penyokong bisnis strategis. Dalam wawancara, CISO memuji pendekatan proaktif terhadap keamanan ini karena memfasilitasi kerja hibrid, meningkatkan pengalaman dan kepercayaan konsumen, serta mendukung inovasi. Adopsi Zero Trust merupakan bagian yang tak terpisahkan dari ketahanan. Anda dapat menilai tahap kematangan Zero Trust dari organisasi dengan alat evaluasi bertarget dari Microsoft Security.
  • Hanya IoT yang diperkirakan akan terus menjadi masalah besar seperti saat ini dalam dua tahun ke depan, dan dampak dari tantangan keamanan lainnya diperkirakan akan berkurang.
  • Kurang dari 28% responden yang memandang jaringan sebagai masalah keamanan yang signifikan seperti saat ini dalam dua tahun ke depan.

Organisasi keamanan yang matang mengambil sikap yang realistis terhadap ancaman yang terkait dengan lingkungan digital yang semakin kompleks saat ini, dan optimis terhadap kemampuan mereka dalam menangani tantangan di masa mendatang. Para pemimpin keamanan memperkirakan bahwa dalam dua tahun ke depan, aspek paling rentan dalam lingkungan digital mereka saat ini tidak akan lagi menjadi beban. Misalnya, meskipun hampir 60% pemimpin memandang jaringan sebagai kerentanan untuk saat ini, hanya 40% yang percaya bahwa permasalahan ini akan terus terjadi dalam dua tahun ke depan. Dengan kata lain, sepertiga pemimpin (yang saat ini mengkhawatirkan jaringan) merasa bahwa hal tersebut bukan lagi masalah besar dalam dua tahun ke depan. Kekhawatiran terhadap semua fitur lainnya juga berkurang dalam proyeksi dua tahun, dengan kurang dari 26% yang menyebut email dan alat kolaborasi serta pengguna akhir sebagai masalah yang diperkirakan terjadi; kurang dari 20% yang menyebutkan kerentanan rantai pasokan adalah kekhawatiran utama; hanya sekitar 10% hingga 15% responden percaya bahwa titik akhir dan aplikasi cloud akan menjadi masalah keamanan utama dalam dua tahun. Hanya Teknologi Operasional dan IoT yang diperkirakan akan menghadapi tantangan yang sama atau lebih besar dalam dua tahun dari sekarang.

Mengingat konsensus bahwa ancaman cyber menjadi lebih serius (dengan peningkatan dampak dan lebih sulit untuk dihindari), penurunan kekhawatiran terhadap hampir semua fitur keamanan penting untuk diperhatikan. Bagaimana keparahan serangan bisa terus meningkat, sedangkan risikonya menurun? Hal yang tersirat dalam temuan ini adalah keyakinan para profesional keamanan bahwa pendekatan keamanan saat ini akan memberikan perlindungan yang lebih baik bagi organisasi mereka di tahun-tahun mendatang karena diterapkan di seluruh rantai pasokan, jaringan mitra, dan ekosistem. Dalam studi terbaru yang dilakukan oleh World Economic Forum, sebagian besar pemimpin keamanan (88 persen) menyatakan kekhawatiran pada ketahanan cyber dari usaha kecil dan menengah (UKM) di ekosistem mereka. UKM kemungkinan besar akan dijadikan target karena merupakan mata rantai terlemah hingga postur keamanan mereka mencapai tingkat kematangan yang sama.

Apa yang dapat dilakukan oleh pemimpin keamanan: Memastikan implementasi alat keamanan yang komprehensif. Prioritaskan strategi Zero Trust yang kuat dan pastikan penerapan komprehensif berfungsi sebagai landasan bagi model keamanan Anda dan untuk memandu investasi dan proyek di masa mendatang. Pastikan investasi keamanan Anda yang ada (seperti deteksi dan respons titik akhir, keamanan email, manajemen identitas dan akses, broker keamanan akses cloud, dan alat perlindungan ancaman bawaan) dikonfigurasi dengan benar dan diterapkan sepenuhnya. Bagi mereka yang memiliki produk Microsoft, pelajari selengkapnya tentang cara memaksimalkan investasi Microsoft dan memperkuat strategi Zero Trust Anda.

  • Kebersihan keamanan dasar masih bisa melindungi dari 98% serangan.
  • Hanya 22% pelanggan Azure yang telah menerapkan perlindungan autentikasi identitas yang kuat.

Dengan keterbatasan staf dan anggaran, kini makin penting bagi pemimpin keamanan untuk mengelola risiko dan menetapkan prioritas yang tepat. Banyak pemimpin mengatakan kepada kami bahwa memperkuat kebersihan cyber untuk mencegah serangan yang paling umum, khususnya pada jejak digital yang terus meningkat, adalah prioritas utama mereka. Data dan riset kami mendukung sentimen ini. Kami memperkirakan bahwa kebersihan keamanan dasar masih bisa melindungi dari 98 persen serangan (lihat halaman 124 dalam Laporan Pertahanan Digital Microsoft, Oktober 2021).

Hampir semua serangan cyber dapat digagalkan dengan mengaktifkan autentikasi multifaktor (MFA), menerapkan akses hak istimewa minimum, memperbarui perangkat lunak, memasang anti-malware, dan melindungi data. Sayangnya, adopsi autentikasi yang kuat masih rendah. Riset internal kami menunjukkan bahwa pada Desember 2021, hanya 22% pelanggan di seluruh industri yang menggunakan Microsoft Azure Active Directory (Azure AD), Solusi Identitas Cloud Microsoft, telah menerapkan perlindungan autentikasi yang kuat (Cyber Signals).

Apa yang dapat dilakukan oleh pemimpin keamanan: Mulailah dengan identitas. Christopher Glyer, Principal Threat Intelligence Lead di Microsoft Threat Intelligence Center (MSTIC), mendesak organisasi untuk meningkatkan keamanan identitas: “Memiliki perlindungan identitas yang aman, baik itu MFA, tanpa kata sandi, atau pertahanan lainnya seperti kebijakan akses bersyarat, memperkecil potensi serangan dan membuat serangan jauh lebih sulit dilakukan.” Dapatkan panduan tentang identitas dan sistem Anda lainnya dengan Praktik Terbaik Microsoft Security.

Strategi menuju ketahanan cyber

Saat ini adalah masa transisi. Saat organisasi semakin bergantung pada fleksibilitas tempat kerja dan mempercepat transformasi digital dalam beberapa tahun terakhir, organisasi semakin rentan terhadap serangan baru dan yang lebih serius. Perimeter telah diperluas dan semakin bersifat hibrid, dan mencakup berbagai cloud dan platform. Meskipun teknologi baru memberikan keuntungan bagi banyak organisasi, yang memungkinkan produktivitas dan pertumbuhan bahkan di masa-masa sulit, peralihan ini juga memberi peluang bagi penjahat cyber, yang berupaya mengeksploitasi kerentanan yang ditemukan di lingkungan digital yang semakin kompleks. Untuk mencapai ketahanan dalam menghadapi serangan, organisasi harus mempraktikkan kebersihan cyber yang baik, menerapkan arsitektur yang mendukung prinsip Zero Trust, dan memasukkan manajemen risiko cyber ke dalam bisnis.
  1. [1]

    Menariknya, hasil survei tidak mengungkapkan korelasi antara mereka yang pernah mengalami serangan signifikan dan mereka yang memiliki postur keamanan lebih kuat atau adopsi Zero Trust yang lebih komprehensif. Hal ini dapat menunjukkan bahwa kerentanan mendorong postur keamanan yang lebih kuat, atau bahwa pengurangan dampak adalah fokus utamanya, bukan pengurangan serangan.

Artikel terkait

Cyber Signals: Edisi 1

Identitas adalah medan pertempuran baru. Dapatkan wawasan tentang perkembangan ancaman cyber dan langkah yang harus diambil untuk melindungi organisasi Anda dengan lebih baik.

Tiga cara untuk melindungi diri Anda dari ransomware

Bertahan dari serangan ransomware modern memerlukan lebih dari sekadar penyiapan tindakan deteksi. Temukan tiga cara terbaik untuk memperkuat keamanan jaringan Anda terhadap ransomware sekarang juga.

Profil Ahli: David Atch

Dalam profil ahli yang terbaru, kami berbincang dengan David Atch, Head of IoT/OT Security Research di Microsoft, untuk membahas tentang peningkatan risiko keamanan konektivitas IoT dan OT.

Ikuti Microsoft